Karpet tulip ini dibuat tepat di depan Hagia Sophia, sebuah museum yang dulunya pernah menjadi gereja dan diubah menjadi mesjid selama 500 tahun. Karpet ini dibuat dengan menggunakan 545.000 tulip hidup dalam waktu dua malam.
0 Comments
Kuncup-kuncup cherry blossom mulai terlihat di beberapa taman kota. Udara pelan-pelan menghangat. Melelehkan sisa salju yang masih membeku di beberapa tempat. Bumi seakan kembali bernapas. Itulah yang dikatakan orang ketika musim semi menyapa. Musim semi di Turki, sama artinya dengan menyambut indahnya pesona tulip. bunga yang menjadi simbol negeri kincir Belanda, padahal aslinya terlahir dar negeri Utsmaniyah. Seluruh Turki menyambut musim semi saat ini, termasuk Istanbul. Kota metropolitan dengan populasi terbanyak di Turki dan menjadi salah satu kota pariwisata yang paling diminati di dunia setelah menjadi Ibukota Budaya Eropa tahun 2012 silam. Di Istanbul sendiri setiap tahunnya pemerintah selalu mengadakan Festival Tulip dan tahun ini festival dimulai sejak 1 April. Festival berlangsung selama satu bulan dan dilaksanakan di taman-taman kota. Di sana tulip-tulip dihias dengan berbagai rupa, pertunjukan yang berhubungan dengan tulip pun dipamerkan. Di festival ini orang-orang dapat membeli benih tulip untuk ditanam di rumah, melihat cara pembuatan ebru, sebuah karya seni air khas Turki. Tak hanya itu, warga Istanbul biasanya akan pergi ke festival bersama keluarga untuk piknik. Karena di taman-taman kota selalu disajikan tempat piknik untuk keluarga berkumpul dan bermain di samping berfoto dengan bunga-bunga. Saya juga tak ingin kelewatan menikmati Festival Tulip Istanbul. Minggu, 12 April lalu, PPI Istanbul mengadakan sebuah program silaturrahmi antarmahasiswi di Emirgan Parkı, sebuah taman nasional Istanbul yang dilindungi dan tempat diadakannya Festival Tulip terbesar. Tak hanya turis yang mendatangi taman ini, warga Turki pun banyak mengunjungi taman dengan lebih dari 120 jenis tumbuhan berbeda tersebut. Selain untuk silaturrahmi, piknik yang diadakan PPI Istanbul juga merupakan awal sebuah program bertema Women Empowerment yang nantinya akan diadakan pada tanggal 26 April. Acara ini bertujuan untuk menyatukan para wanita agar lebih mengenal satu sama lain dan meotivasi serta meningkatkan kreativitas masing-masing. Jumat, 17 April 2015 juga saya kembali mengunjungi taman sebesar 470.000 meter persegi ini dalam acara berbeda. Saya pergi untuk kedua kalinya bersama teman-teman sekelas dan seorang dosen mata pelajaran sastra, Yrd, Doç, Dr. Mahmut Babacan. Bliau yang mengajak kami melihat keindahan dan mempelajari sejarah Emirgan. Saya pu ntertarik untuk mencaritahu lebih banyak tentang taman ini. Saya dan teman-teman menuju ke Emirgan melalui tepi benteng Anadolu Hisarı, sebuah benteng yang dibangun pada tahun 1394 oleh Sultan Beyazid I. Tepat di seberang Andaolu Hisar terdapat sebuah benteng yang lebih besar bernama Rumeli Hiar. Benteng tersebut dibangun oleh Sultan Fatih Mehmet dalam waktu 4 bulan sebagai penginta kapal yang masuk ke Konstantinople. Dari Anadolu Hisarlah kami menaiki kapal menuju Emirgan.
Emirgan ternyata telah ada sejak masa Kerajaan Byzantium. Akan tetapi, lebih dikenal dengan sebutan Hutan Siprus dikarenakan taman tersebut dikelilingi oleh pohon-pohon Siprus. Pada masa Utsmani, sekitar abad ke 17, Sultan Murad IV menghadiahkan taman tersebut kepada seorang Persian bernama Emir Gun Han, dari nama beliaulah nama Emirgan berasal. Kepemilikan taman ini selalu berubah setiap masa, akhir tahun 1860, pemilik taman adalah Khedive Ismail Pasha, gubernur Mesir dan Sudan pada masa Utsmani. Beliau juga membuat tiga buah vila yang masih dapat dilihat sampai saat ini. Vila tersebut berwarna kuning, merah muda, dan putih. Saat sampai di taman, saya cukup terkejut melihat banyaknya orang yang datang. Di beberapa tempat juga terlihat para pengantin. Taman selalu menjadi tempat menarik untuk para pengantin baru mengambil foto. Pada festival kali ini, taman dibagi menjadi beberapa bagian, Lale deresi adalah tempat yang paling banyak terdapat tulip yang dihias seolah-olah seperti sungai mengalir dengan hiasan angsa di tengahnya. Lale bahçesi adalah sebuah tempat di mana kumpulan tulip berbeda dipamerkan. Ada banyak jenis lale (tulip) yang disusun sesuai dengan namanya. Lale Bayrağı adalah tempat di mana terdapat bendera Turki besar yang dibuat dengan menggunakan bunga tulip. Tak heran taman ini selalu penuh setiap tahun. Pemerintah Turki benar-benar merawat dan menjaga taman tersebut hingga turis pun tertarik untuk mengunjungi Turki setiap musim semi. Walaupun memperbolehkan piknik, di taman ini tidak diperbolehkan membakar apapun, seperti barbeque. Bagi yang melanggar, dapat menerima hukuman penjara paling sedikit enam tahun. Beginilah pemerintah menjaga keindahan taman di Turki. Tak hanya itu, warga yang mencintai keindahan dan menjaga kebersihan juga menjadi hal yang patut dibanggakan negeri ini. Saya berharap suatu hari nanti akan ada sebuah taman kota yang tak kalah indah di Aceh. Taman yang akan memamerkan budaya dan bunga khas Aceh ke kancah dunia. |
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|