Kakak enak jalan-jalan terus keliling Eropa. Bisa liat Eiffel, Colloseum, macem-macem. Apalah kami yang mainnya cuma ke warung pisang goreng depan kos aja.
0 Comments
Ada doa yang selalu kusebut sejak aku masih duduk di bangku SMP. Allah memang Yang Maha Baik, Maha Mendengar dan Maha Pengabul segala doa. Aku selalu berharap agar suatu hari nanti aku dapat bersujud di langit yang berbeda, dan Allah membiarkan satu mimpi itu menjadi kenyataan. Siapa sangka aku akhirnya dapat menginjakkan kaki di kotanya Meazza?
Kota Kedua!
Ibukota Hungaria ini dulunya pernah sempat menjadi bagian dari Kekaisaran Utsmaniyyah juga dan katanya umat Muslim mulai diakui di kota ini. Perjalanan trip Eropa kami kali ini sejatinya bukan cuma jalan-jalan, tapi juga untuk melihat kehidupan Islam di tiap negara yang kami datangi. Berdasarkan info-info yang kami dapati sebelum sampai ke Budapest, keadaan Muslim di Hungary tidak lagi seperti keadaan sebelum abad-19. Aku seorang pemimpi yang terlalu mabuk hingga lupa cara untuk bangun! Bermula sejak aku membeli peta dunia dengan uang pinjaman dari salah satu sahabat. Lalu mulai melingkari satu-satu kota yang ingin kukunjungi. Mulai dari Turki, lalu berlanjut ke Eropa. Asia dan Afrika juga tak lupa kulingkari. Aku tak tau kapan mimpi-mimpi itu bisa kugapai, bahkan untuk percaya saja rasa berani itu tak ada. Sedikit harapan bahwa suatu hari mimpi itu akan nyata. Aku selalu bilang ke Ibu bahwa nantinya aku akan berada di benua Eropa, entah bagaimana pun caranya. Ibu hanya menatap dan tersenyum, lalu ia berdoa. Mungkin doa itu yang menjadi kekuatan mimpi-mimpiku jadi nyata. Entah seberapa sering Ibu mengucapkan doa itu, tapi yang pasti saat ini, doa Ibu terkabul. Dua minggu setelah aku menginjak kakiku di Jerman untuk mengikuti program Erasmus, teman-temanku mengajak trip keliling Eropa. Mendengarnya saja aku kaget, harus berapa banyak uang yang akan keluar untuk trip ini? Beasiswa Erasmusku belum keluar dan uang yang kupunya pas-pasan. Namun mereka ternyata telah menyelesaikan detail semua pengeluaran. Budget yang mereka terka sekitar 300 Euro total dengan semua tiket untuk 7 negara 10 kota. Dengan harga segitu kurasa cukup murah keliling Eropa. Aku pun bersedia ikut dan mulai mempersiapkan semuanya. Kami berencana trip berempat, dari semuanya aku lah perempuan satu-satunya. Farabi, temanku dari Bursa, saat ini Erasmus di Polandia. Haykal, mahasiswa Istanbul dan sedang Erasmus di Tubingen, Jerman. Aznil, adik kelas Haykal, Erasmus di Jerman juga. Semuanya kebetulan sama-sama dari Aceh sepertiku. Kenapa berani ngambil keputusan buat keliling Eropa bareng cowo? Awalnya aku sempat ragu, tapi karena tau siapa orang-orang yang akan pergi bersamaku, rasa ragu itu sedikit menghilang dan ditambah lagi tidak ada mahasiswi yang kukenal sedang ikut Erasmus. Farabi kenal satu mahasiswi Turki yang sedang ambil Erasmus juga di Polandia, tapi sayangnya dia tidak bisa ikut. Jadi, mau ga mau, aku harus jadi perempuan sendiri di trip ini. Ini pertama kalinya aku backpacker. Pengetahuanku tentang trip bisa dibilang nol besar. Farabi yang ngejelasin semuanya ke kita, apa yang harus dibawa, apa yang harus dipersiapin, dll. Well, bisa dibilang trip ini 60 persen plan Farabi. Tapi kita ga terima jadi juga. Kita bagi tugas buat cari info negara-negara yang bakalan dikunjungi. Cari peta, cari Islamic center atau mesjid terdekat dengan tempat pariwisata, cari makanan halal, cari harga daily ticket bus atau metro di negara masing-masing, cari tempat penitipan carier, kalau harus nginap, cari hostel ataupun orang Indonesia yang tinggal di sana. Kita bagi tugas untuk ini dan masing-masing harus ngirim data ke tiap orang sebelum berangkat. Trip pertama kita kali ini bakalan ke Eropa Timur, which is dimulai dari Prague terus ke Bratislava, Budapest, Vienna, Milan, Munich, Padova, Venice, Roma, dan Vatikan. Well, gimana serunya trip kita? Baca di cerita selanjutnya yaaa.. |
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|