Ada doa yang selalu kusebut sejak aku masih duduk di bangku SMP. Allah memang Yang Maha Baik, Maha Mendengar dan Maha Pengabul segala doa. Aku selalu berharap agar suatu hari nanti aku dapat bersujud di langit yang berbeda, dan Allah membiarkan satu mimpi itu menjadi kenyataan. Siapa sangka aku akhirnya dapat menginjakkan kaki di kotanya Meazza? Temannku pun tak kalah bahagia karena akhirnya sampai juga di kota mode dunia. Kalau soal fashion dan busana dia lebih tau, karena dia juga aku jadi tau tentang Georgio Armani, Valentino Garavani, Itallo Zucchelli, Frida Giannini, dan Miuccia Prada yang sebelumnya nama-nama itu sama sekali tidak pernah kudengar. Temanku itu juga bilang kalau nama-nama orang tersebut yang menyulap Milan menjadi kiblatnya fashion dunia. Woooow!! Pantas saja gaya pakaian orang-orang di Milan pun bisa dibilang termasuk ke dalam kategori: fashionable.
Karena bawaan kami cukup berat, awalnya kami berencana untuk mencari mesjid terdekat dari stasiun kereta tempat kami berhenti. Ada seorang porter asal India yang menyapa kami dengan ramah dan mengantarkan kami ke mesjid terdekat. Saat menuju ke mesjid ini pulalah kami bertemu dengan Muhammad Sirajul Islam, beliau adalah imam mesjid yang mau kami tuju. Muhammad pun menyapa kami dengan ramah dan mengajak makan siang, beliau adalah warga negara Bangladesh dan merupakan lulusan kedokteran dari universitas di Parma. Aku mendapatkan informasi dari temanku yang mengobrol dengan beliau. Berdasarkan info dari temanku itu, Muhammad meninggalkan dunia kedokteran dan fokus menjadi imam dan pengelola di mesjid kecil di Milan. Muhammad berpakaian cukup "ekstrim" jika dibandingkan dengan orang-orang Milan yang lain. Sebenarnya gaya ini bisa dibilang "biasa" dan sering ditemukan di Indonesia maupun Turki, tapi Itali? Muhammad dalam kesehariannya selalu memakai gamis putih dengan peci putih. Ia juga memiliki janggut yang cukup lebat. Kenekatannya ini berdampak pada kehidupan sehari-hari Muhammad. Ia sering mengalami diskriminasi sosial dari orang-orang sekitar. Saat mengurus izin tinggal misalnya, pihak imigrasi sengaja memperlambat proses dan memberikan urusan tersebut dari satu petugas ke petugas yang lain. Terkadang, passportnya pun ditahan tanpa sebab dan polisi selalu mengawasi gerak-gerik Muhammad dan keluarganya. Dari cerita Muhammad, kami pun tau kalau ternyata Islam memiliki citra buruk di mata penduduk lokal. Waktu ibadah pun dibatasi oleh pemerintah. Mesjid hanya boleh dibuka tepat pada waktu shalat saja, selesai jamaah meninggalkan mesjid, mesjid pun akan dikunci. Setiap Jumat, jamaah akan lebih banyak dari biasanya, karena ukuran mesjid yang kecil biasanya Sholat Jumat dilakukan dalam tiga gelombang. Azan juga tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pengeras suara. Sedangkan aktivitas Islam dilakukan sembunyi-sembunyi di rumah. Hal ini mengingatkanku di masa-masa awal kenabian Rasulullah Saw. Di mana beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abi Arqam bersama para sahabat yang lainnya. Siapa sangka aku dapat bertemu dengan sosok yang menyerupai masa-masa itu. Karena terlahir dari kota berkanun Syariat, ini menjadi hal yang sangat tabu bagiku. Muhammad juga bilang, walaupun aktivitas-aktivitas Muslim dilarang, aktivitas tetap berjalan dengan cukup baik dan terlaksana secara rutin. Populasi Muslim dari Bagladesh, Afrika Timur dan Utara yang membuat aktivitas ini tetap ada dan menjadikan hubungan antara sesama muslim di kota ini lebih solid. Syukur! Aku benar-benar bersyukur karena terlahir di Indonesia, tempat di mana toleransi itu benar-benar dijalankan sehingga aku tak kesusahan saat beribadah kapanpun dan di manapun. Aku juga bersyukur karena Allah mengirimkanku kuliah ke Turki, tempat di mana aku masih bisa mendengarkan alunan azan hingga rindu akan kampung pun sedikit terobati. Aku juga bersyukur karena Allah mempertemukanku dengan Eropa hingga aku sadar bahwa aku harus selalu bersyukur atas apa yang telah Ia berikan. Akhir perjalanan di Milan, tentu saja kami akhiri di stadium San Siro! Belum sah ke Milan kalau belum ke sana... :) Salam Hangat, Violin.
2 Comments
Azizah Ibrahim
2/8/2017 06:40:27 am
Hebat eeeuy, kata kata nya menyentuh. Ditunggu cerita selanjut nya. Di negara yg berbeda 😊
Reply
Vivi
2/8/2017 07:37:28 am
Thank you for visiting kak. Ditunggu cerita selanjutnya ya :)
Reply
Leave a Reply. |
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|