Terdapat sebuah tempat di Barat Daya Turki yang menjadi destinasi turis selama musim panas tiba, tempat ini dikenal dengan sebutan Pamukkale atau yang berarti Benteng Kapas dalam bahasa Turki. Dari kejauhan, Pamukkale terlihat seolah-olah merupakan bukit salju karena warnanya yang putih seperti kapas, tetapi tempat ini sebenarnya adalah sebuah tempat pemandian air panas yang terbentuk secara alami dengan teras-teras batu kapur yang berisi air.
Pamukkale telah menjadi salah satu tempat tujuan yang ingin saya kunjungi sejak 2010 lalu dan beruntung tahun ini seseorang mengajak saya dan teman-teman Indonesia untuk berlibur ke Pamukkale secara gratis. Kami menempuh perjalanan selama lebih dari sepuluh jam dari Istanbul menggunakan bus kecil pada malam hari dan sampai di pusat kota Denizli pada pagi hari. Setelah sarapan, kami langsung menuju Pamukkale yang berada tak jauh dari pusat kota. Bukit-bukit putih menyapa kedatangan kami, saat itu udara sangat panas, beberapa dari kami harus menutup kepala dengan topi atau syal. Musim panas di kota ini datang lebih cepat dibandingkan Istanbul. Hanya dengan menggunakan kartu museum yang ada kami bisa langsung masuk ke benteng Kapas, sedangkan untuk para turis yang ingin masuk harus membayar 25 TL atau setara dengan 125.000 rupiah. Dulu, di sekitar Pamukkale ini banyak dibangun hotel dan restoran-restoran, tetapi setelah masuk ke daftar World Heritage Site UNESCO, seluruh hotel tersebut dihancurkan agat tidak merusak, bahkan pengunjung tidak boleh menggunakan alas kaki selama berada di Benteng Kapas. Banyak sekali turis-turis di sini, tak hanya dari Turki, beberapa wajah asing Eropa dan Asia pun terlihat. Anak-anak kecil tampak menikmati berendam dan bermain batu kapur. Begitu pula dengan orang dewasa, banyak yang terlihat mengolesi tubuh mereka dengan lumpur batu kapur, berendam, dan mengambil foto pemandangan yang begitu menakjubkan. Dari atas bukit kita dapat melihat teras-teras berisi air yang berwarna biru hasil refleksi biru langit, sedang di bawahnya terdapat kolam buatan yang sangat besar dikelilingi taman dan pepohonan. Setelah puas berjalan-jalan, saya pun mencoba mengelilingi sisi lain dari bukit putih tersebut dan alhasil saya menemukan suasana berbeda di balik Benteng Kapas. Saya seakan-akan kembali ke masa Yunani Kuno. Terdapat Kota Hierapolis yang dibangun pada masa Kerajaan Byzantium dengan panjang 2700 meter, luas 600 meter, dan tinggi 160 meter. Di tempat ini terdapat puing-puing benteng abad pertengahan, museum, dan tempat pemandian air panas kuno atau yang disebut kolam Cleopatra. Kolam Cleopatra tersebut dibangun pada abad ke-2 sebesar 1.5 hektar dengan tiang-tiang bergaya Ionis dari batu kapur. Banyak orang yang datang untuk spa dan menikmati air panas yang konon berkhasiat menyembuhkan penyakit. Kolam ini juga disebut kolam Cleopatra karena berdasarkan sejarah, Cleopatra pernah menghabiskan waktu di kolam ini saat mengunjungi Hierapolis. Saya tidak masuk ke dalam kolam antik tersebut, hanya lewat dan berfoto saja di depannya. Selain kolam, saya juga menemukan Grand Theater, sebuah stadiun teater besar bergaya Yunani yang dapat menampung 15 ribu orang dengan pemandangan menghadap Lembah Menderes. Di Hierapolis juga terdapat pemakaman yang disebut Necropolis dan reruntuhan Gereja Katedral yang dihiasi dengan simbol-simbol dan atribut Selena, Jupiter, Juno, Artemis, dan Apollo. Selain itu, masih banyak lagi sisa-sisa peradaban Byzantium yang sangat kental dengan sisi Kristen. Udara yang terik membuat saya tak sanggup mengunjungi seluruh tempat tersebut dan memilih untuk kembali menuruni Benteng Kapas. Satu hal yang selalu membuat saya kagum adalah cara Turki melestarikan sejarah. Pemerintah terus menjaga keberadaan tempat ini hingga generasi selanjutnya masih bisa merasakan nuansanya, seperti berenang di kolam antik tadi. Aceh harusnya juga belajar dari saudara lama ini tentang cara menghargai nilai sejarah dan melestarikannya. Mungkin sesekali pemerintah bisa datang mengunjungi Turki dan melihat tempat-tempat bersejarah seperti ini, lalu menerapkannya di bumoe Aceh.
0 Comments
It's not snow, but travetines terrace and natural hot spring in the southwestern of Turkey called Pamukkale (Cotton Castle) I have been really want to come to this place since 2010 after my visited to Turkey. But at that time I didn't have any chance for going to Pamukkale. It is a blessing for me because after five years finally I can come to this beautiful place. Pamukkale doest not just consist of travetines and hot spring, if you walk little bit to the upside of cotton castle you will feel like enter to the old Rome, you can find Hierapolis there. Do not forget to take picture with the old! Pamukkale absolutely should enter to your bucket list if you want to come to Turkey. You will amazed with the view and feel the relaxation of hot spring. Just grab the ticket and pack your bag! :)
|
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|