![]() Ada yang unik dengan Istanbul. Bukan hanya tentang cerita perjuangan Sultan Fatih menaklukkan Byzantium atau Atatürk yang menggulingkan pemerintahan khalifah menjadi sekuler. Sebuah tempat di ujung darat Asia, Üsküdar, telah menjadi salah satu tempat bersejarah yang juga tak terlupakan. Berada di tepi Selat Bosphorus dan dikelilingi pemandangan menakjubkan, sebuah mesjid berdiri megah menembus ujung langit Asia. Awal melihat mesjid ini semua orang pasti akan mengira tak ada yang berbeda dari mesjid lainnya. Namun jika dilihat lebih seksama, ada hal spesial yang terdapat di dalamnya. Berbeda dengan mesjid lain di Istanbul yang dipenuhi dengan burung di kubah dan menaranya, Şemşi Ahmet Paşa Camii, sejak pembangunan tak pernah sekalipun dihinggapi burung. Bagaimana mungkin? Itu hal pertama yang muncul di pikiranku ketika mendengar cerita tentang mesjid ini dari seorang teman Turki. Namun, jika kita telusuri tentang siapa perancang mesjid ini, tak mengejutkan jika ia memiliki keistimewaan tersendiri. Siapa yang tak kenal Mimar Sinan? Menyebut namanya, seluruh warga Turki pasti mengetahui kehebatannya. Seorang arsitektur termasyhur pada era Kesultanan Turki Usmani. Yang merancang keindahan Blue Mosque dan Mesjid Selimiye dengan kerincian Matematika luar biasa. Menjadi seorang arsitektur Muslim yang berhasil mengalahkan megahnya arsitektur bangunan Kristiani. Beliau jugalah yang membangun Şemşi Ahmet Paşa Camii. Tak salah jika salah seorang sejarawan terkemuka Washington, Henry Matthews, pun mengaguminya Menurut sejarah, Sultan Şemşi Ahmet Paşa yang memerintah Kesultanan Turki pada tahun 1579-1580 menyuruh Mimar Sinan untuk merancang sebuah mesjid untuknya. Dan mesjid ini adalah salah satu dari mesjid terkecil yang pernah dibuat oleh Mimar Sinan. Namun, mesjid ini menjadi mesjid yang paling terkenal di kota dikarenakan kombinasi dari dimensi miniatur dan lokasi tempat dibangunnya mesjid tersebut. Sultan Şemşi Ahmet Paşa sengaja memanggil Mimar Sinan untuk membuat sebuah mesjid yang tidak dikotori oleh burung seperti mesjid lainnya di Istanbul pada masa itu. Oleh karena itu, Mimar Sinan membangun Ahmet Paşa di titik pertemuan angin Laut Marmara dan Laut Hitam. Angin yang berhembus akan masuk melalui lubang-lubang kecil menara dan memantulkan dengung yang akan membuat burung-burung ketakutan. Itu sebabnya, tak ada seekor burung pun yang dapat kita temukan di kubah mesjid tersebut. Karena keadaan ini pula, mesjid ini lebih dikenal oleh masyarakat Turki sebagai ‘Kuşkonmaz Camii’ atau mesjid yang tak pernah dihinggapi burung. Mesjid ini memiliki dua gerbang masuk. Satu menghadap ke daratan dan satu lagi menghadap ke lautan. Pada gerbang yang menghadap ke darat dapat ditemukan lahan terbuka untuk pemakaman. Dan tepat di belakang dinding kiblat mesjid terdapat situs pemakaman generasi Sultan Şemşi Paşa. Di dalam kompleks mesjid juga terdapat sebuah madrasah berbentuk L yang menghadap ke barat dan selatan. Dan di sebelah utara terdapat dinding dengan jendela berkisi yang menghadap ke Selat Bosphorus. Jika pergi ke Istanbul, saya menyarankan agar berkunjung ke Şemşi Paşa Camii. Selain dapat menyaksikan misteri yang begitu mengagumkan, kita juga dapat menikmati keindahan Selat Bosphorus. Tepat di depan mesjid, kita akan menemukan Dolmabahçe Palace. Istana yang pernah diduduki oleh para sultan dan tempat di mana Atatürk menghembuskan nafas terakhirnya. Di sebelah kiri mesjid dapat kita lihat bangunan anggun yang terletak di tengah Selat Bosphorus, Kız Külesi. Tempat yang dulu pernah dijadikan penjara dan kini diubah menjadi restoran indah. Sedangkan di sebelah kanan mesjid, kita dapat melihat karya fenomenal Turki. Apalagi kalau bukan Jempatan Bosphorus yang menghubungkan dua benua, Asia dan Eropa
0 Comments
Leave a Reply. |
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|