Jarang pulang adalah salah satu dari problem mahasiswa di Turki. Summer holiday tiga bulan pasti selalu jadi ajang hunting promo tiket pesawat. Karena di liburan panjang sekali dalam satu tahun ini, semua orang bisa puas-puasin pulang, ketemu keluarga, bahkan bisa sekalian ngerasain pengalaman magang di Indonesia. Tapi terkadang balik dari liburan, mahasiswa selalu dihadapin dengan problem baru: nomor handphone yang ga aktif. Walaupun udah diisi pulsa, nelfon operator, datengin kantor penjualannya, sim card tetap ga bisa digunain Alasannya klasik, kamu kelamaan di luar negeri. Ini alasan yang sebenarnya ga bisa dan ga boleh diterima, kenapa? Karena kartu sim akan otomatis diblokir jika berada lebih dari 6 bulan di luar negeri. Sedangkan anak-anak yang pulang tiga bulan juga merasakan hal yang sama. Ga bisa gunain kartunya, emergency call.
Temen rumahku juga kebetulan tahun ini jadi salah satu korban kartu diblokir tanpa sebab yang jelas. Setelah berkutit seharian, kita akhirnya dapat kesimpulan kenapa hal hal semacam ini terjadi. Well ceritanya gini, temenku gunain sim card dari salah satu operator di Turki yang namanya Türk Telekom. Tiga tahun lalu operator ini bernama Avea. Setiap orang asing yang mau beli kartu baru harus nyerahin fotokopi passport. Kartu kita akan terdaftar dengan passport. Jadi ga akan ada satu orang yang punya dua kartu di Turki. Karena kartunya diblokir, kita pergi ke Türk Telekom, kita tanyain kenapa kartunya ga bisa digunain. Mereka bilang kalau kartunya udah pindah operator, ke Vodafone. Otomatis kita kaget. Gimana mungkin tu kartu pindah sendiri tanpa konfirmasi pemilik kartu. Kita ke Vodafone. Kita tanyain bener apa enggak kartunya di operator mereka. Ternyata bener. Tapi sayangnya kartu itu diblokir sama sistem. Katanya melalui kartu itu sang pemilik ngelakuin hal yang dilarang. What!!! Kita tanya lagi kenapa tu kartu bisa pindah sendiri? Dan mereka bilang kalau ada oknum jahat dari operator sebelumnya yang gunain passport temenku buat dapat uang dengan menjual kartunya. Wow! Ini pelanggaran besar. Mereka awalnya bilang untuk mengaktifkan kartu harus isi pulsa. Kita isiin pulsa termurah, 15 TL. Tapi kartu tetap emergency call. Terus mereka bilang lagi kartunya harus diganti dengan sim card baru dari operator mereka dengan harga 25 TL. Kalu gitu kenapa tadi suruh isi pulsa? Kenapa ga langsung bilang harus ganti kartu dulu? Licik banget kan? Karena kita udah tau otak otak orang Turki yang suka banget nyar uang dari orang asing, kita tegas tanyain: kalau nanti udah ganti kartu tetap ga bisa, memang uang kita mau dikembaliin semua? Mereka diam. Dengan muka songong dan nyebelin mereka bilang lagi terserah kalian sih mau atau enggak. Tapi kami ga bisa buat kartunya pindah kalau ga beli kartu baru. Pengen lempar pipet ke tu orang ga sih? Itu kartu pindah juga tanpa konfirmasi ke pemiliknya, ilegal dong. Alhasil, kita ga bisa ambil kartunya lagi dan temenku terpaksa beli kartu baru yang harganya lumayan mahal. Kita minta Türk Telekom tanggung jawab, karena ini kesalahan fatal yang dilakuin sama sistem dan orang yang kerja disana. Tapi mereka cuma angkat bahu. Kesal? Iya. Marah? Banget. Tapi apa? Tetap aja kita ga punya pilihan lain selain ganti kartu. Kejadian kejadian kayak gini ternyata sering terjadi ke orang asing di Turki. Jadi yang pengen aku sampein di sini untuk teman-teman yang mau kuliah ke Turki, pastiin benar-benar lokasi operator saat kalian membeli kartu, catat nama mba/mas yang bantuin kalian isi formnya, pastiin dengan tegas kalau mereka ga akan menyalahgunakan passport kalian, bahkan kalau bisa minta balik fotokopiannya (kalau bisa). Karena kita ga pernah tau mana orang baik mana yang bukan. Kejahatan itu selalu datang setiap ada kesempatan. Kita yang harus aware untuk ga ngasih kesempatan itu ada buat mereka. Have a nice day! ditulis di atas kapal menuju Bursa September 2017
0 Comments
Leave a Reply. |
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|