Pulang summer ini, permintaan buat saya jadi pembicara seminar kuliah ke luar negeri cukup banyak. Jujur, dibandingkan dengan para mahasiswa-mahasiswa lain yang dari segi knowledge lebih banyak dan smart, saya merasa saya belum cukup pantas untuk bisa berada di satu panggung dengan para tokoh akademisi yang sudah mendapat beasiswa sekelas Chevening, Fullbright, Australian Award (AAS), LPDP. Saya hanya mahasiswa yang tiap tahun selalu apply beasiswa dan setiap tahun alhamdulillahnya keterima. Kalau ditotalin selama kuliah s1, 4 tahun saya dapat 6 beasiswa dari tempat yang berbeda. Tapi semuanya bukan sebesar Fullbright atau AAS. Paling besar ya kementrian. Jadi kalau disuruh ngasih seminar, saya biasanya lebih ngasih motivasi ke adik-adik yang kurang semangat dan ga berani buat bermimpi besar. Karena awal saya bisa ke luar negeri juga akibat doa yang saya sebut ga sengaja, "semoga bisa sujud di bawah langit berbeda". Eh kejadian. Tapi, dengan bertemu dengan orang-orang besar di satu panggung, saya juga dapat banyak ilmu. Salah satunya gimana humble-nya orang-orang ini. Yang pakaiannya biasa aja, yang ga sombong, yang tetap menjadi orang "timur", yang ngomongnya ga "tinggi", biasa aja.
Dan kalau isi seminar tu saya sukanya terlalu details dan lupa waktu haha. Kalau udah sharing sih kadang suka lupa ada batasan waktu, pengennya ngobrol lebih banyak, share semuanya, step-stepnya. Kadang suka ditegur sama MC karena timeout. Yang pasti, selama kita belum menyerah, artinya kita belum gagal sama sekali. So, jangan pernah takut. Bola basket juga harus dihempas dulu buat bisa membal ke atas kan? :D Buat yang pasti pengen ke Turki buat kuliah tanpa beasiswa bisa hubungi saya lewat WA yaa. Saya bakalan share caranya :) Spesial!
0 Comments
Leave a Reply. |
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|