Well, kebanyakan teman-teman yang pengen kuliah ke Turki pasti nanyain tetang jalur Turkish Scholarship YTB. Karena ini satu-satunya jalur yang dibuka pemerintah Turki untuk bisa kuliah gratis SAAT INI. Jadi, buat yang nanya apa ada jalur beasiswa lain? I will say, NO! Ini jalur beasiswa paling aman dan dengan uang saku paling banyak. Mungkin ada beberapa yayasan yang ngasih jalur beasiswa kuliah, tetapi kebanyakan beasiswa-beasiswa itu ga di bawah asuhan pemerintah. As a student that apply university in 2014, aku termasuk anak yang menerima beasiswa selain YTB. Aku datang ke Turki melalui beasiswa yayasan, tapi sekarang udah dapat beasiswa pemerintah. Dan ga kayak awardee YTB yang ga perlu khawatir bakalan tinggal di mana karena disediain asrama gratis selama masa studi, aku tinggal di rumah/apartemen yang mengharuskan untuk bayar sendiri dengan uang beasiswa yang dikasih. Di postingan kali ini aku pengen ngasih tau pengalaman-pengalaman yang udah aku dapat selama tinggal di rumah, either the positive or negative side. Mungkin bisa jadi bahan pertimbangan juga buat teman-teman yang mau ke Turki.
Tahun pertama kedatangan, aku pernah tinggal di asrama Turki selama enam bulan, dan aku merasa kurang nyaman, kenapa? Aku merasa sedikit kesulitan beradaptasi dengan teman-teman Turki dikarenakan bahasa yang pas-pasan dan juga budaya yang berbeda jauh. Sulit untuk beradaptasi dengan peraturan asrama yang mewajibkan ikut program asrama yang dibuat, yang mana kadang beradu dengan tugas yang banyak. Alhasil ketika aku harus ikut program, tugas jadi ga selesai. Ini salah satu hal yang ga sesuai dengan prinsipku, memprioritaskan pendidikan di atas yang lainnya. Di asrama juga aku ga bisa masak, cuma bisa makan makanan yang disediain. Sebagai mahasiswa baru yang ga pernah liat makanan Turki, otomatis aku juga ga bisa beradaptasi dengan rasa makanan. Pengen masak, ga bisa, ga dibolehin, 'peraturan asrama'. Walaupun asrama bisa membantu buat bikin bagus bahasa Turkiku, tapi aku mutusin untuk pindah ke rumah di bulan selanjutnya. Bener, di rumah bisa masak apapun yang dipengenin, bisa sekamar dengan anak Indonesia yang lain, lebih nyaman, lebih bebas (masih dengan batasan-batasan yang wajar), lebih mandiri, lebih tau dan belajar buat bisa survive bareng-bareng. Tapi, rumah juga bikin bahasa Turki makin ga bagus, karena tiap hari ngomongnya pake bahasa sendiri, harus ngurusin semua biaya rumah yang kadang ribetnya masya Allah, kadang nemu tetangga yang resek dan harus ngehadapi hal-hal kayak gitu juga, atau mungkin nemu pemilik rumah yang kejam. Waktu nulis postingan ini, aku sama temen rumah sedang nyari rumah baru buat pindah, dikarenakan rumah kami yang sekarang dijual oleh pemiliknya. Nyari rumah sebagai seorang mahasiswa plus orang asing di Turki itu sama sekali ga mudah. Banyak pemilik-pemilik rumah yang langsung bilang "kami ga nerima yabancı (orang asing)", atau yang secara ga langsung bilang "udah dijual ke yang lain", padahal iklannya di internet belum dihapus. Bahkan ada yang nanya "emang kamu bisa bayar?" underestimate dan diskriminasi yang kayak gini itu masih banyak banget di Turki. Bahkan kadang ada yang sengaja naik-naikin harga karna tau kalau yang nelfon orang asing, dan nganggep orang asing itu selalu punya lembaran dollar yang banyak. Sejak tingginya gelombang pengungsi dari Suriah dan kudeta, orang-orang Turki mulai memandang sebelah mata 'imigran'. Ga terkecuali mahasiswa. Kita biasa jadi korban diperlakukan, dianggap, atau dipandang rendah oleh orang Turki sekitar. Hal-hal kayak gini harus bisa dilawan dengan keberanian dari diri sendiri sebenarnya. Ga takut sama penindasan-penindasan kata yang diterima. Kalau merasa bisa melawan, itu lebih baik. Tetapi jangan sampai perkataan yang kita keluarkan bersifat tantangan. Karena itu akan jadi perdebatan yang bakalan cukup panjang, atau mungkin mengarah ke pertarungan fisik. Ingat, prioritas utama, pendidikan. Jadi usahain sebisa mungkin untuk jauh jauh dari perdebatan sama OT (Orang Turki). Perlu digarisbawahi, hal-hal ini ga dirasain sama semua mahasiswa di Turki lho yaa. Banyak temen-temen yang ga pernah ngerasain yang namanya diskriminasi selama masa studi dan hidup tenang-tenang aja. Jadi ya ga perlu khawatir berlebihan juga. Untuk para awarde YTB juga tinggal santai-santai karena ga perlu repot nyari rumah, ketemu pemilik rumahnya, nawar harga, ngurus deposito, ngurus pindahan, cari barang-barang, bayar bills tiap bulan, dll. Cuma perlu datang, nyampe ke asrama, beres. Asramanya juga bagus banget, dapat sarapan dan dinner, kadang kalau beruntung bisa dapat asrama pake AC. So, recommended banget kan? Nunggu apa lagi? Masih galau mau ke Turki apa enggak dengan fasilitas dari pemerintah yang super? :) Sekarang pertanyaannya: Terus kenapa aku ga mau masuk asrama? Karena kehidupan di rumah terlalu mewah untuk digantikan yang biasa-biasa aja :D
0 Comments
Leave a Reply. |
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|