Liburan kali ini memang tak membuatku benar-benar terlepas dari kegiatan wajibku di organisasi mahasiswa Istanbul. Salah satunya Bulekat, buletin mahasiswa Aceh. Bulekat kini susah masuk edisi keempat dan aku pun memperoleh kesempatan untuk menulis di rubrik pelajar berprestasi. Awalnya aku sempat kesusahan mencari pelajar yang terbaik dari yang terbaik hingga akhirnya Allah mempertemukanku dengan seorang siswa SMA kelas 3 di Imam Hatip International School Kayseri, Turki. Namanya Teuku Maulana Akbar, dia juga berasal dari Aceh. Seperti namanya, cerita kehidupannya pun tak kalah besar. Aku memang percaya bahwa keajaiban itu ada dan kali ini aku dipertemukan kembali dengan keajaiban tersebut. Akbar adalah anak berprestasi, mulai ia berada di bangku SMP sampai saat ini, banyak sekali perlombaan lokal hingga internasional dijuarai adik kelasku ini. Dan kemenangan yang paling besar untuknya adalah ketika ia berhasil menghafal Al Quran dalam waktu dua minggu. Subhanallah. Aku pun berkesempatan mendengar cerita luar biasa dari anak yang bercita-cita menjadi ustadz multitalenta ini. Akbar mengisi masa liburannya untuk mengikuti program 30 hari hafal AlQuran yang dilaksanakan di Belitung. Karena ada ujian di Turki ia harus ketinggalan dua minggu karantina. Ketika ia masuk teman-temannya sudah menghafal 15-25 juz, sedangkan Akbar hanya memiliki modal 7 juz saja. Namun, semangat dan tekad yang kuat membuat Akbar terus berniat bahwa ia akan memulai dari Al Fatihah dan akan menyelesaikannya dengan An Naas. Ketika sampai di juz sebelas, Akbar sempat menyerah. Akbar merasa ini terlalu berat untuknya dan ia tak sanggup. Akan tetapi, ustadz pembimbing terus men-support. Akbar pun memilih untuk melanjutkan hafalannya. Ia pun akhirnya menjadi motivasi untuk seluruh peserta lainnya. Akbar juga membeberkan bahwa di program tersebut terkadang ia menghafal sambil bermain ayunan dan menaiki perahu di danau. Program ini memang memilih tempat dengan alasan agar para calon hafiz santai dengan nuansa alam yang menenangkan. Motivasi yang tak henti diberikan oleh para pembimbing pun membuat para peserta terus semangat. Sampai di hari ke-28. Akbar pun menelpon kedua orang tuanya. Ia telah sampai di Surat Al Kafiruun. Akbar menangis, Ibunya tak bisa berkata-kata. Esoknya para hafiz muda itu dibawa ke pantai Laskar Pelangi. Di sanalah Akbar menyetorkan hafalan terakhirnya. Ia membaca Al Kafiruun hingga An Naas dengan linangan air mata. Hari itu, semesta menjadi saksinya menuntaskan mimpinya. Hanya sujud syukur yang mampu mengakhiri perjuangan panjangnya mulai dari Al Fatihah. Akbar, ia telah berhasil menaklukan dirinya, ia berhasil mencapai apa yang sebelumnya tak pernah ia capai. Allah telah mengangkat derajatnya dan menjadi inspirasi yang luar biasa. Hanya satu pesan dari kakakmu ini adikku, tetaplah istiqomah, tetaplah menjadi dirimu yang rendah hati, kini beban di pundakmu sangat berat, jangan pernah melepasnya, kamu akan tahu kenikmatan yang terlezat darinya. Selamat adikku, karena kamu telah berhasil mempersembahkan mahkota surga untuk kedua orang tuamu, doakan pula kami agar bisa mengikuti jalanmu, Dik. Teruslah bersinar, teruslah menginspirasi dan menjadi rencong Aceh yang berbeda dari yang lain :)
0 Comments
Leave a Reply. |
SELAMAT DATANG :DCategories
All
Archieve
December 2020
|